Friday, March 13, 2009
Ikterus Neonaturum
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa agar mampu memberi asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus dan berkolaborasi dengan dokter Sp.A
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengkajian / pengumpulan data pada bayi dengan Ikterus neonatorum
2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas pada masalah bayi dengan Ikterus neonatorum
3. Mampu melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada bayi dengan Ikterus neonatorum
4. Mampu melaksanakan pengambilan keputusan tindakan segera / kolaborasi pada bayi dengan Ikterus neonatorum
5. Mampu menyusun rencana / planning kebidanan pada bayi dengan Ikterus neonatorum
6. Mampu melaksanakan tidakan kebidanan pada bayi dengan Ikterus neonatorum agar rencana yang di inginkan tercapai
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan yang di lakukan pada bayi dengan Ikterus neonatorum
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Batasan
2.1.1 Pengertian Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya penumpukan bilirubin akibat peningkatan kadarnya dalam darah.
1. Harga Normal bilirubin dalam darah : Direk < 1,0 mg, Indirek < 2,0 mg%.
2. Harga patologis (kelainan) bilirubin dalam darah
Indirek bayi aterm > 12mg%
Indirek bayi prematur > 10 mg%
Ataupeningkatankadar0;2rng/ja;natau4mg/hari
2.2 Konsep Materi
2.2.1 Potofísiologis terjadinya Ikterus
Penumpukan bilirubin disebabkan oleh :
1. Pemecahan eritrosit (sel darah merah) berlebihan.
2. Gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan.
3. Gangguan konjugasi.
4. Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar.
5. Gangguan ekskresi atau obstruksi
2.2.2 Metabolisme Bilirubin
Produksi : Sumbernya adalah produk degradasi hemoglobin (terutama) sebagaian dari sumber lain.
Transportasi : Bilirubin indirek diangkut ke hepar dalam ikatan dengan albumin.
Konjugasi : di hear bílirubin dikonjugasi menjadi bilirubin direk dengan pengaruh enzim glukuronil transferase.
Ekskresi : Bilirubin diekskresi ke usus melalui duktus koledokus
2.2.3 Bilirubin ada 2 jenis
1. Bilirubin inderek : - Belum dikonjugasi
- Larut dalam lemak (tidak larut datam air)
2. Bilirubin direk : - Larut dalam air
- Ekskresi melalui usus, bila terdapat obstruksi, ekskresi melalui ginjal.
2.2.4 Ikterus Fisiologis
Bila penumpukan bilirubin tídak mengganggu
Tampak pada hari ke 3 - 4
Bayi tampak normal/sehat
Kadarnya < 12 mg%
Menghilang paling lambat 10- 14 hari
Tidak ada faktor resiko
Scbab : proses físiologis
2.2.5 Ikterus Patologis
Biasanya timbul pada bayi umur < 36 jam
Cepat berkembang
Bisa disertai lebih lama → > 2 Minggu
Ada faktor resiko
Dasar : proses patologis
2.2.6 Penyebab / Faktor resiko Ikterus
1. Proses hemolisis / produksi bilirubin meningkat
Golongan darah ibu-bayi tidak serasi (Rhesus, A B 0)
Hematoma, memor
Spherositosis kongenital
Enzim Gg PD rendah
2. Gangguan Transportasi
Albumin rendah (Prematur, kurang gizi)
Ikatan kometitif dengan albumin rendah (obat-obat atau bahan lain)
Kemampuan mengikat albumin rendah (asidosis)
3. Gangguan Konjugasi
Belum adekuatnya enzim glukoronil transferase (prematur, konginetal).
4. Gangguan Ekskresi
Obstruksi saluran empedu (cholestasis)
Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik meningkat)
2.2.7 Pendekatan untuk mengetahui penyebab ikterus neonetarum
Hari
tímbulnya Penyebab yang sering Pemeriksaan
Hari I • Gol. Darah ibu-anak tídak serasi (Rh, ABO).
• Infeksi intrauteria (virus, toksoplasma sifilis, bakteri).
• Defísiensi enzim Gg PD • Bilirubin serum
• Darah lengkap
• Gol. Darah ibu & bayi
• Tes Coombs
• Enzim Gg PD
• Ikterus Fisiologis
• Gol. Darah ibu & anak tidak serasi
• Defisiensi enzim Gg PD
• Polisitemia
• Infeksi, umumnya oleh gram negatif
• Perdarahan tertutup (hematon, fraktur)
• RDS (hipoksia)
• Dehidrasi - Asidosis • Bilirubin serum
• Darah lengkap
• Enzim Gg PD
• Golongan Darah ibu dan bayi
• pemeriksaan lain-lain bila perlu.
2.2.8 Bahaya Hiperbilirubin .
Bilirubin melekat pada membran dan mitokodria sel otot
Derajat I : Malas minum, hipotoni, lethargia, muntah, reflex moro
Derajat II : Kejang, Hipertermi, Irritable, rigedity.
Derajat III : Tuli, retardasi mental, gangguan pendengaran
2.3 Pemeriksaan Klinis
Penentuan derajat ikterus menurut pembagian zona tubuh (menurut KRAMER)
Kramer I. Daerah kepala
(Bilirubin total ± 5 - 7 mg)
Kramer II daerah dada - pusat
(Bilirubin total ± 7 – 10 mg%)
Kramer III Perut dibawah pusat s/d lutut
(Bilimbin total ± 10 - 13 mg)
Kramer IV lengan s/d pergelangan tangan tungkai bawah s/d pergelangan kaki
(Bilirubin total ± 13 - 17 mg%)
Kramer V s/d telapak tangan dan telapak kaki
(Bilirubin total >17 mg%).
2.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Ikterus
2.4.1 Pencegahan Ikterus
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
Pengawasan antenatal yang baik.
Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa kehaniilan dan kelahiran misalnya : Sulfafurazal, novobiosin, oksitosin dll.
Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus.
Iluminasi yang baik, bangsal bayi baru lahir.
Pencegahan infeksi.
Ada yang menganjurkan penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
2.4.2 Pengobatan Ikterus
1. Menghilangkan/mengatasipenyebab.
2. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut dengan cara :
Meningkatkan kerja enzim dan konsentrasi ligandin
→ Phenobarbital (luminal) → 1-2 mg / kg 1 x - 2-3x / hr (3 hari)
Merubah bilirubin tidak larut menjadi larut dalam air.
Fototerapi → isomer bilirubin yang dapat dieksresi lagsung tanpa konjugasi → eksresi bilirubin, bertambah
Membuang bilirubin darah
→ Transfusi tukar (exchange transfusion).
2.4.3 Foto Terapi/Terapi Sinar
2.4.3.1 Indikasi
Bayi kurang bulan
Dimulai bila kadar bilirubin indirek > 10 mg%
Setelah 24 jam terapi sinar :
Bilirubin indirek > 12 mg % dilanjutkan terapi sinar 24 jam lagi → dihentikan bila kadar bilirubin indirek < 10 mg % (maksimal terapi sinar 2 x 24 jam).
Bilirubin indirek 10-12 mg → istirahaM 2 jam → dilanjutkan lagi selama 24 jam.
Bayi umur > 5 hari : bila kadar bilirubin tetap < 12 mg tetapi sinar tidak perlu diberikan.
Bayi cukup bulan
Dimulai terapi sinar bila :
Bilirubin indirek > 15 mg (bayi umur < 96jam)
Bilirubin indirek > l mg% (>96jam)
Setelah 24 jam terapi sinar :
Bilirubin indirek > 18 mg diteruskan s/d 15 mg %.
Bilirubin indirek < 18 mg → Istirahat 12 jam → dilanjutkan lagi selama 24 jam.
Bilirubin indirek < 15 mg → dihentikan bagi bayi umur > 15 hari.
2.4.3.2 Persiapan Alat
Lampu neon (Foto terapi).
Tempat tidur bayi dengan peralatannya.
Kain kasa, plester, gunting, kertas, karbon.
Salep mata.
2.4.3.3 Sebelum tindakan
Memberi penjelasan kepada keluarga pasien hal-hal yang akan dilakukan.
2.4.3.4 Pelaksanaan terapi sinar.
1. Jarak bayi dengan lampu 40 cm.
2. Bayi telanjang bulat.
3. Mata bayi ditutup kain / bahan lain yang tidak tembus cahaya.
4. Dilakukan terapi sinar kontinyu selama 24 jam.
5. Diistirahatkan 12 jam → kalau perlu dosis II 24 jam.
6. Sebaiknya tutup mata dibuka bila bayi minum / diangkat dari lampu.
7. Tiap 6 jam posisi dirubah : telentang - miring kanan - tengkurap miring kiri, dsb.
8. Buat Flow Chart yang cermat:
Suhu dipertahankan 36 - 37 °C (suhu tubuh diukur tiap 3 jam) hindari hipotermi / hipertermi.
Catat berak (frekuensi & kualitasnya), diuresis
9. Monitor
Hubungan kadar bilirubin (selama & sesudah terapi sinar)
2.4.3.5 Transfusi Tukar
1. Indikasi
Neonatal hyperbilirubinemia .
Severe septicemia + selerema neonatorum
2. Tujuan
Menurunkan kadar bilirubin indirek ada mernatus
Menurunkan bahan-bahan toksik yang ada.
3. Manfaat : Memperbaiki keadaan umum pada pasien dan mcncegah komplikasi yang lebih berat
4. Pemilihan darah
Bila karena ketidakcocokan darah golongan Rhesusu menggunakan golongan darah 0 rhesus negatif.
Bila karena ketidakcocokan golongan darah A B 0 (biasanya ibu 0 anak A atau B) → menggunakan gol darah 0 dengan low titer golongan darah anak dengan rhesus positif.
Bila bukan karena ketidakcocokan golongan darah → menggunakan golongan darah yang sama dengan gol darah bayi.
5. Persiapan, pelaksana, komplikasi & monitoring → lihat protap.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment