SEMOGA MEMBAWA MANFAAT

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics     Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics     Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics     Myspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter GraphicsMyspace Glitter Graphics, MySpace Graphics, Glitter Graphics

 

love life dividers pink divider roses comments

 

Flames Pictures Fire Pictures Lamps clipart blogger myspace hi5 templates banners

free animated website at tripod.com



Wednesday, May 6, 2009

ATASI STRESS - DENGAN KEBERSAMAAN



Anak-anak pun bisa stres. Mungkin semua orangtua pun tahu. Namun, banyak orangtua yang bingung harus melakukan apa supaya buah hati mereka tak stres lagi. Padahal, orangtua sebetulnya merupakan orang yang bisa membantu anak-anak atau remaja mengatasi stres mereka. Caranya? Simak tujuh tips berikut: 

1. Apa yang Anda katakan kepada anak dan bagaimana cara Anda mengatakannya sangat berpengaruh terhadap kemampuan anak mengendalikan stres. Terlalu banyak menuntut dan mengritik anak merupakan pesan tak langsung bagi anak bahwa ia tak bisa mengatasi stres yang dialaminya. Coba perhatikan anak Anda, apakah ia sering mengatakan, "Wah payah, Mama dan Papa tak pernah mendengarkan aku," atau "Ibu tak pernah tahu perasaan saya, sih." Jika ya, ini merupakan pertanda adanya rasa marah dan frustrasi pada anak. Ii juga merupakan pertanda bahwa ia sedang merasa tak enak. Di pihak lain, terlalu over-protektif, selalu melakukan apapun yang diinginkan anak, pun tak baik. Pasalnya, cara ini justru akan makin menambah stres anak. "Orang tua tipe ini akan mengajarkan pada anak betapa ia tak berdaya melakukan apapun," begitu ujar ahli. 

2. Lihat bagaimana Anda biasanya mengatasi stres yang Anda alami. Apakah Anda tak mampu mengatasinya dan lebih bersikap menyerah, atau apakah Anda berusaha keras mencari penyebab stres dan mengatasinya? Cara Anda mengatasi stres pun rupanya akan sangat berpengaruh terhadap cara anak mengatasi stresnya. Jika Anda piawai mengatasi stres, anak pun kemungkinan besar akan mengikuti langkah Anda.

3. Jadilah detektif. Ingat, sangat jarang ada anak yang mengatakan, "Bu, saya lagi punya masalah." Apalagi, jika usia anak masih kecil. Orangtualah yang harus mencari tahu. Anda bisa mengikuti cara dokter mengenali gejala stres, misalnya munculnya rasa sakit pada otot, pegal-pegal di bahu dan punggung, dada berdebar-debar, sulit tidur, bangun pagi yang tak nyaman, gugup (misalnya kebiasaan menggigit kuku), dan sebagianya. Langkah ini akan membantu Anda mengendus adanya gejala stres pada buah hati Anda.

4. Ajarkan pada anak untuk mengubah pikiran negatif menjadi pikiran yang positif. Katakan misalnya, "Kalau kamu melihat segala hal secara positif, maka kamu akan menemukan banyak pilihan. Tapi, kalau kamu selalu melihat negatif segala hal, maka kamu akan merasa terperangkap." Dan situasi terperangkap inilah yang disebut stres. Jadi, jika si kecil kesal karena tak terpilih menjadi angggota klub sepakbola, ajarkan ia untuk tak mengatakan, "Aku memang enggak bisa apa-apa, makanya nggak terpilih." Ajarlah ia untuk mengatakan, "Mungkin aku memang enggak berbakat di sepakbola, tapi kini aku punya banyak waktu untuk les menggambar."

5. Beberapa anak, khususnya anak usia SD dan remaja, hidup dengan harapan yang seringkali "tak masuk akal." Mereka seringkali berpikir, "Jika aku gagal mendapat nilai baik di ulangan, hidupku hancur." Atau, "Duh, kalau aku enggak bisa ikut tim sepakbola, aku enggak bakal punya teman." Tanpa mengurangi minat dan kemampuan anak, cobalah ajak anak untuk berpikir lebih luas. Tanyakan, "Coba pikir, apa yang akan terjadi jika kamu tidak lulus tes." Biarkan anak mengolah pertanyaan itu dan mencoba mencari pemecahannya. Jangan lupa, beri ia dorongan dan penghargaan.

6. Seringkali, anak hanya ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan. "Mereka ingin mengeluarkan semua unek-uneknya, mereka hanya ingin menangis atau berteriak," begitu ujar ahli. Sementara, orangtua seringkali menganggap kemarahan dan kejengkelan anak sebagai sesuatu yang tabu. Akibatnya, anak akan tumbuh dengan pikiran bahwa marah atau kesal itu sesuatu yang buruk. Akibatnya, mereka akan merasa bersalah setiap kali mereka marah atau kesal.

7. Yang tak kalah penting, katakan kepada anak-anak Anda, betapa Anda sangat mencintai mereka dan selalu ada untuk mereka. Yakinkan arti penting kebersamaan.

RELAKS DALAM LIMA MENIT 
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk meredam stres anak dan orang tua. Lakukan tips berikut bersama buah hati Anda:

- Langkah 1: Waspadai saat-saat dimana Anda merasa kesal. Tanyakan pada anak, apakah telapak tangannya berkeringat atau perutnya terasa mual? Jika ya, bisa-bisa ia tengah kesal.

- Langkah 2: Tenangkan diri dan katakan dalam hati, "Saya pasti bisa mengatasinya."

- Langkah 3: Tarik napas pelan-pelan. Bayangkan diri Anda adalah sebuah pipa yang didalamnya air jernih tengah mengalir. Tahan napas sejenak, lantas keluarkan lagi pelan-pelan. Anak mungkin tak akan mudah melakukan ini, jadi ajarkan pelan-pelan.

Langkah 4: Tutup mata dan bayangkan hal-hal atau tempat-tempat yang menyenangkan. 

Sumber: www.tabloidnova.com